APA BAHASA ITU? Sepuluh Pengertian Bahasa Menurut Para Ahli
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Lain halnya menurut Owen dalam Stiawan (2006:1), menjelaskan definisi bahasa yaitu language can be defined as a socially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan).
Pendapat di atas mirip dengan apa yang diungkapkan oleh Tarigan (1989:4), beliau memberikan dua definisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis, barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer.
Menurut Santoso (1990:1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar.
Definisi lain, Bahasa adalah suatu bentuk dan bukan suatu keadaan (lenguage may be form and not matter) atau sesuatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari suatu tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Mackey (1986:12).
Menurut Wibowo (2001:3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Hampir senada dengan pendapat Wibowo, Walija (1996:4), mengungkapkan definisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain.
Pendapat lainnya tentang definisi bahasa diungkapkan oleh Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Sementara Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf.
Pendapat terakhir dari makalah singkat tentang bahasa ini diutarakan oleh Soejono (1983:01), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama.
Daftar Pustaka
Ambary, Abdullah. Intisari Tata Bahasa Indonesia. Bandung: Djatnika. 1986.
Guntur, Henry. Pengajaran Kompetensi Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. 1989.
Mackey, W.F. Analisis Bahasa. Surabaya: Usaha Nasional. 1986.
Santoso, Kusno Budi. Problematika Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa. 1990.
Smaradhipa, Galih. Bertutur dengan Tulisan diposting dari situs www.rayakultura.com. 12/05/2005 .
Soejono, Ag. Metode Khusus Bahasa Indonesia. Bandung: C.V. Ilmu1983.
Stiawan, Yasin. Perkembangan Bahasa diposting dari situs www.siaksoft.com. 16/01/2006. Tarigan,
Syamsuddin, A.R. Sanggar Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta. 1986.
Pangabean, Maruli. Bahasa Pengaruh dan Peranannya. Jakarta: Gramedia. 1981.
Walija. 1996. Bahasa Indonesia dalam Perbincangan. Jakarta: IKIP Muhammadiyah Jakarta Press.
Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa. Jakarta: Gramedia. 2001.
Definisi/Pengertian Bahasa, Ragam dan Fungsi Bahasa - Pelajaran Bahasa Indonesia
Fri, 25/04/2008 - 1:54am — godam64
Bahasa dibentuk oleh kaidah aturan serta pola yang tidak boleh dilanggar agar tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi. Kaidah, aturan dan pola-pola yang dibentuk mencakup tata bunyi, tata bentuk dan tata kalimat. Agar komunikasi yang dilakukan berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus harus menguasai bahasanya.
Bahasa adalah suatu sistem dari lambang bunyi arbitrer yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dipakai oleh masyarakat komunikasi, kerja sama dan identifikasi diri. Bahasa lisan merupakan bahasa primer, sedangkan bahasa tulisan adalah bahasa sekunder. Arbitrer yaitu tidak adanya hubungan antara lambang bunyi dengan bendanya.
Fungsi Bahasa Dalam Masyarakat :
1. Alat untuk berkomunikasi dengan sesama manusia.
2. Alat untuk bekerja sama dengan sesama manusia.
3. Alat untuk mengidentifikasi diri.
Macam-Macam dan Jenis-Jenis Ragam / Keragaman Bahasa :
1. Ragam bahasa pada bidang tertentu seperti bahasa istilah hukum, bahasa sains, bahasa jurnalistik, dsb.
2. Ragam bahasa pada perorangan atau idiolek seperti gaya bahasa mantan presiden Soeharto, gaya bahasa benyamin s, dan lain sebagainya.
3. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu wilayah atau dialek seperti dialek bahasa madura, dialek bahasa medan, dialek bahasa sunda, dialek bahasa bali, dialek bahasa jawa, dan lain sebagainya.
4. Ragam bahasa pada kelompok anggota masyarakat suatu golongan sosial seperti ragam bahasa orang akademisi beda dengan ragam bahasa orang-orang jalanan.
5. Ragam bahasa pada bentuk bahasa seperti bahasa lisan dan bahasa tulisan.
6. Ragam bahasa pada suatu situasi seperti ragam bahasa formal (baku) dan informal (tidak baku).
Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan. Lidah setajam pisau / silet oleh karena itu sebaiknya dalam berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan bicara / target komunikasi.
Bahasa isyarat atau gesture atau bahasa tubuh adalah salah satu cara bekomunikasi melalui gerakan-gerakan tubuh. Bahasa isyarat akan lebih digunakan permanen oleh penyandang cacat bisu tuli karena mereka memiliki bahasa sendiri. Bahasa isyarat akan dibahas pada artikel lain di situs organisasi.org ini. Selamat membaca.
Pengertian Bahasa Indonesia
August 21st, 2010 wildan
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia[1] dan bahasa persatuan bangsa Indonesia[2]. Bahasa Indonesia diresmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya sehari sesudahnya, bersamaan dengan mulai berlakunya konstitusi. Di Timor Leste, Bahasa Indonesia berposisi sebagai bahasa kerja.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu dari banyak ragam bahasa Melayu[3]. Dasar yang dipakai adalah bahasa Melayu Riau[4]dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan “Bahasa Indonesia” diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan “imperialisme bahasa” apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.[5] Proses ini menyebabkan berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing.
Meskipun dipahami dan dituturkan oleh lebih dari 90% warga Indonesia, Bahasa Indonesia bukanlah bahasa ibu bagi kebanyakan penuturnya. Sebagian besar warga Indonesia menggunakan salah satu dari 748 bahasa yang ada di Indonesia sebagai bahasa ibu.[6] Penutur Bahasa Indonesia kerap kali menggunakan versi sehari-hari (kolokial) dan/atau mencampuradukkan dengan dialek Melayu lainnya atau bahasa ibunya. Meskipun demikian, Bahasa Indonesia digunakan sangat luas di perguruan-perguruan, di media massa, sastra, perangkat lunak, surat-menyurat resmi, dan berbagai forum publik lainnya,[7] sehingga dapatlah dikatakan bahwa Bahasa Indonesia digunakan oleh semua warga Indonesia.
Fonologi dan tata bahasa Bahasa Indonesia dianggap relatif mudah.[8] Dasar-dasar yang penting untuk komunikasi dasar dapat dipelajari hanya dalam kurun waktu beberapa minggu.
*) wiki
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA
YANG BAIK DAN BENAR
A. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa).
PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA
YANG BAIK DAN BENAR
A. Pengertian Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah Bahasa Indonesia yang digunakan sesuai dengan situasi pembicaraan (yakni, sesuai dengan lawan bicara, tempat pembicaraan, dan ragam pembicaraan) dan sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam Bahasa Indonesia (seperti: sesuai dengan kaidah ejaan, pungtuasi, istilah, dan tata bahasa).
B. Pemakaian Kata dan Kalimat
Kata yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kata yang tepat dan serasi serta baku. Kata yang tepat dan serasi merupakan kata yang sesuai dengan gagasan atau maksud penutur atau sesuai dengan arti sesungguhnya dan sesuai dengan situasi pembicaraan (sepert: sesuai dengan lawan bicara, topik pembicaraan, ragam pembicaraan, dsb.). Kata yang baku merupakan kata yang sesuai dengan ejaan (yakni: EYD).
Kalimat yang dipakai dalam Bahasa Indonesia adalah kalimat yang efektif.
Kalimat efektif harus:
i.
mudah dipahami oleh orang lain,
ii.
memenuhi unsur penting kalimat (minimal ada subjek dan predikat,
terutama untuk ragam tulis),
iii.
menggunakan kata yang tepat dan serasi,
iv.
gramatikal (seperti: menggunakan pungtuasi dan kata yang baku, menggunakan struktur yang benar, frasa selalu D-M, menggunakan kata yang morfologis, menggunakan kata yang sesuai dengan fungsinya/kedudukannya),
v.
rasional (yakni, menggunakan gagasan yang dapat dicerna oleh
akal sehat),
vi.
efisien (menggunakan unsur sesuai kebutuhan, tidak boleh
berlebihan),
vii.
tidak ambigu (tidak menimbulkan dua arti yang membingungkan).
Masalah yang dihadapi siswa
PROBLEM DAN SOLUSI
SEPULUH GEJALA SISWA DAN KEGAGALAN YANG DIALAMI SISWA SELAMA PROSES BELAJAR MENGAJAR YANG BERSIFAT ALTERNATIF DAN OBYEKTIVE ANALISYS.
1. Anak yang sulit memahami
Penyebabnya adalah banyak faktor yang memungkinkan:
• Faktor lingkungan, faktor lingkungan sangat mempengaruhi,dari pergaulan anak selama ini banyak gejala yang ditemukan disekitar kita karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi psikologi anak atau sikap, dibalik itu awal fundamental pendidikan anak harus kuat dan mendasar mulai dari lingkungan anak itu sendiri karena pembentukan awal karakter anak mulai dari lingkungan mereka itu sendiri yaitu lingkungan keluarga, apabila anak itu sudah disiplin tempat lingkungan mereka hidup terutama tatanan kehidupan dimulai dari lingkungan keluarganya sendiri sudah tertata maka anak itu akan terbawa pada lingkungan yang formal, tempat mereka menimba ilmu pengetahuan.
• Yang kedua penyebabnya adalah : anak yang sulit memahami dikarenakan kelas tidak nyaman dan tidak kondusif salah satu contoh kelas yang berdekatan dengan jalan raya, ini menggangu anak di dalam memperhatikan pelajaran.
• Solusinya adalah membuat dan membangun anak untuk biasa hidup disiplin dan mandiri maka harus dimulai dari lingkungan keluarga secara khusus dan lingkungan sekitarnya secara umum.
• Kalau dari lingkungan pendidikan anak itu di berikan pengulangan kepada materi yang belum dia pahami / anak itu diberi penjelasan pelan-pelan sehingga anak itu bisa paham terhadap apa yang belum di pahaminya.
2. Anak yang bodoh
Penyebabnya adalah :
• Kurang belajar, kurang disiplin, kurang memanfaatkan waktu, kurangnya memperhatikan, kurangnya mengulang pelajaran, tidak ada rasa percaya diri, banyak bermain/menyampingkan pelajaran, malas.
• Solusinya adalah selalu memberikan perhatian yang lebih kepada anak yang bodoh, memberikan saran, motivasi dan selalu memberikan cara yang mudah di dalam belajar agar mudah dipahami, dan memberikan cara yang terbaik sesuai denga kemampuan anak itu sendiri.
3. Anak yang nakal
Penyebabnya adalah :
• Pengaruh lingkungan yang kurang baik, perhatian orang tua yang kurang terhadap anak, pergaulan, kurang terkontrol.
• Solusinya adalah : pada dasarnya anak semacam ini kurang terkontrol, baik dari lingkungan mereka atu dari tempat mereka belajar. Salah satu contoh murid saya anak yang nakal itu pada dasarnya dia itu gampang diatur asalkan kita bisa mendekatinya. Dengan cara seperti ini anak itu bisa diajak baik-baik toh juga anak yang nakal ini lunak juga ,ini berarti anak yang nakal itu bisa diakibatkan dari kurangnya seorang guru melihat dan mengamati character anak dan sifat anak itu sendiri. Pada dasarnya apabila anak itu sudah di dekati maka anak itu akan manut dan patuh. bukannya dia bodoh, banyak juga anak yang nakal ini mempunyai batas kemampuan di atas normal malah mengalahkan anak yang rajin berkompetisi di dalam proses belajar mengajar, jadi intinya kita harus memiliki empaty kepada anak semacam ini harus kita dekati perlahan-lahan toh juga akan sadar, dan di balik sifat anak yang nakal itu guru juga bisa belajar dengan cara begini kita bisa mengatasi anak yang nakal lewat sebuah jati diri dari sebuah penglaman.
4. Anak yang pemalu
Penyebabnya adalah:
• Yang pertama ini biasanya dari faktor anak itu sendiri, dan apabila tidak dirubah maka akan selamanya anak itu jadi pemalu terus, tetapi anak yang pemalu bukannya tidak bisa, mungkin ada faktor lain contohnya di dalam memberikan pertanyaan anak itu biasanya malu karena bisa-bisa nanti apa yang ditanyakan salah atau tidak rasional dan biasanya anak itu malu bertanya takut di tertawakan temannya.
• Solusinya, tidak segampang itu kita merubahnya. Ini perlu perlahan-lahan. Anak semacam ini kita ajak belajar di ruangan terbuka dan kemudian dia bisa bertanya dengan leluasa karena bebas. Bisa saja apa yang ditanyakan itu biasa-biasa saja, tetapi lewat itu kita bisa melatih anak itu untuk bertanya supaya tidak malu dan hal tersebut perlu dilakukan berulang-ulang sampai anak itu percaya diri.
5. Anak yang malas.
• Gejala dan penyebabnya adalah: kurangnya daya semangat dan motivasi dan kurang terkontrol di dalam lingkungannya sendiri. Kadangkala anak semacam ini manja dan malas belajar dan berfikir dan kurang kreatif, adanya minat belajar kurang dari pergaulan terlalu bebas tak bisa di kendalikan karena pengaruh lingkungan terlalu bebas.
• Solusinya adalah anak seperti ini jangan di biarkan terlalu bebas dan jangan di biarkan bermalas-malasan. Biasanya anak yang malas tidak tau apa yang harus dikerjakan sehingga apa yang harus dikerjakan dia lalai dan lupa akan kewajibannya. Kita bisa merubahnya dengan sebuah tindakan dengan memberikan sebuah stimulus yaitu: rangsangan sehingga anak itu bisa terpacu,dan nasehat yang bersifat mendidik.
6. Kurang motivasi dalam belajar.
• Penyebabnya: kurangnya kemampuan yang dimiliki, kuranganya prasarana, seperti contoh buku yang masih minim.
• Solusinya anak yang kurang termotivasi selama belajar pada awalnya kita harus memberikan perlakuan yang khusus dulu seperti memberikan tangggung jawab dulu kepada guru BP/ yang mana guru BP itu sendiri memberikan sebuah perlakuan khusus dulu kepada anak tersebut. Nah di sinilah peran guru BP membangkitkan semangat anak ini, bagaimana supaya dia termotivasi kembali di dalam belajar sehingga guru BP tersebut bisa melihat apa kendala yang di hadapi anak selama ini yang lebih dominan dengan sebuah pertanyaan kenapa anak itu kurang termotivasi di dalam belajar sehingga guru BP tersebut bisa mengetahui penomena yang dihadapi anak tersebut.
7. Sulit memperhatikan
• Penyebabnya anak yang sulit memperhatikan yang sering kali dari faktor materi yang tidak menyenangkan/ anak itu tidak suka terhadap materi yang diajarkan dan tidak suka terhadap guru yang mengajar karena biasanya kalau murid tidak suka memperhatikan sampai-sampai guru yang mengajar tidak di sukai. Sebaliknya kalau materinya menarik dan anak suka otomatis gurunya pun di senangi.
• Solusinya anak harus di berikan semacam rangsangan terlebih dahulu supaya bagaimana anak itu senang dulu dan membangkitkan rasa keingintahuannya sehingga anak pada akhirnya memperhatikan, karena guru memberikan metode belajar dengan cara menarik dan membangkitkan rasa ingin tahu anak. Hal semacam ini melalui sebuah pengalaman kadangkala kalau sudah guru melakukan yang menarik di dalam belajar anak pun sulit untuk terlupakan entah bagaimana guru itu menyajikan pelajaran sampai sampai anak selalu ingat gerak gerik kita di dalam mengajar dengan cara itu anak senang dan mau memperhatikan.
8. Kurangnya daya serap.
• Penyebabnya adalah: faktor penyampaian materi, kelas tidak kondusif, manajemen guru di dalam kelas kurang terorganisir, murid malas mengulang dan yang paling mendukung di sini factor psychology dan cognitive. Kalau di lihat dari factor psikologis, berkat kemampuan kemampuan psikologis yang lebih tinggi dan kompleks inilah sesungguhnya manusia menjadi lebih maju, lebih banyak memiliki kecakapan, pengetahuan dan keterampilan di bandingkan dengan makhluk lain.
• Kalau di tinjau dari pactor psikology kondisi psikologis merupakan chracteristict psiko-fisik seseorang sebagai individu,yang di nyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungan. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri ciri kehidupannya, baik yang tampak maupun yang tidak tampak,prilaku kognitif,afektif,dan psikomotor.
• Kondisi psikologis setiap individu berbeda, karena perbedaan tahap perkembangannya,latar belakang social budaya, juga karena perbedaan faktor faktor yang di bawa dari kelahirannya.
9. Daya ingat yang lemah
• Penyebabnya ialah: dari faktor keturunan dan lingkungan /Biologis.
• Ingatan yang lemah sering kali di tinjau dari faktor keturunan dan ingatan yang lemah biasanya kurangnya mengulang apa yang di pelajari dan biasanya tidak membiasakan diri.
10. Berfikir lambat
• Tidak pernah mencoba untuk berfikir secara cepat ini juga di sebabkan perbedaan character manusia ada yang daya pikirnya cepat ada yang daya pikirnya lambat( split personality), lambat dalam berfikir,dan mengacu kepada lambat dalam berprilaku,dan berusaha sesungguhnya merupakan penyakit fisik akibat dari adanya disfungsi sel-sel otak, sekalipun gejala- gejalanya tampak dalam pikiran, perasaan dan prilaku.
• Solusinya melatih otak untuk terus menerus untuk berfikir cepat dan menghapal cepat kalau sudah terbiasa maka kebiasaan perfikir lambat Akan hilang belahan lahan intinya kita harus bayak menggali potensi otak selama ini yang kita miliki yaitu meninggalkan hal hal yang lambat kita lakukan maka kita lakukan dengan cepat dan tertata.
11. Anak yang suka membolos.
Penyebabnya adalah
• Salah satu penyebabnya adalah tidak suka terhadap materi yang di sampaikan terutama pelajaran yang banyak di takuti siswa seperti pelajaran berhitung , matimatika, fisika, dan kimia terutama bahasa inggris bagi anak yang tidak sekali minat belajar bahasa.
• Solusinya salah satu jalan keluarnya adalah bagiamana seorang guru mampu mengkondisikan kelas dengan baik atau mengorganisir siswa supaya siswa itu tertarik di dalam belajar dan tidak membolos memang ini suatu hal yang sulit tetapi kita harus terus mencoba. Salah satu contoh dulu di sekolah kami ada anak yang malas, suka membolos. Tetapi kiat kiat seorang guru dengan Cara melalui pendekataan baik sekali guru itu mampu meluluhkan anak yang tadi nya suka bolos tidak bolos lagi bagaimana caranya: caranya adalah: guru itu di setiap pelajaranya selalu di berikan perhatian kepada anak ini dengan cara di panggil namanya. Seperti akhmad tolong ambilkan saya absensi hadir di Kantor nah kemudian si akhamd di suruh mengkoordidnir kelas tersebut, dengan Cara tolong di absen teman temannya dan bagi yang tidak masuk atau bolos di centang ternyata tidak ada yang bolos terus menerus setiap jam pelajaran itu si akhmad berkewajiban mengabsen temannya dan lambat laun dia tidak bolos lagi. Karena dia atau kewajibanya setiap masuk kelas siswa di absen oleh dia.
12. Anak yang minder
Penyebabnya anak ini minder karena
• Kurangnya percaya diri
• Sering nya malu terhadap teman teman yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
• Salah satu hal keterbatasan kemampuan yang di miliki.
• Anak ini minder biasanya yang sering kita temukan adalah anak yang tidak normal, dari segi bentuk pisik
Solusinya adalah:
• Di berikan perhatian yang khusus atas keterbatasanya.
• Harus di perhatikan dengan lebih, dan di berikan support yang penuh
• Di berikan semacam tugas yang agag bisa di kerjakan sesuai dengan kemampuan yang di miliki.
• Bentuk pendekatan yang di lakukan kepada anak ini harus di bedakan dengan anak lebih.
13. Anak yang suka tidur di setiap jam pelajaran.
• Penyebabnya adalah: anak yang suka tidur biasa biasanya di sebabkan oleh pactor kebiasaan apalagi kalau jam terakhir, dan suka begadang di malam hari sehingga anak itu tida konsentrasi di dalam belajar. Dan biasanya guru jengkel melihat anak yang suka tidur dan seorang guru memberikan semacam sangsi yaitu berupa berdiri di depan kelas ada solusi yang lebih tepat dari itu.
• Solusinya adalah bagi seorang guru apabila ada anak yang tidur terutama pada saat jam jam terakhir maka seorang guru harus bisa membangunkan anak dengan cara yang jitu yaitu pintar membuat suasana jadi ceria yaitu dengan cara guru harus pandai membuat gurauan yang bisa membikin anak itu jadi tertawa.
USAHA MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR (Tentang Anak Bodoh)
Oktober 27, 2008 — Wahidin
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR……………………………………………………… i
UCAPAN TERIMA KASIH…………………………………………….…. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….…. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah…………………………………………….…… 2
C. Tujuan Tugas Akhir (TA)…………………………………….……… 2
D. Manfaat Tugas Akhir (TA)..………………………………………… 3
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Anak Bodoh…………………………………………….. 5
B. Karakteristik Anak Bodoh………………………………………….. 5
C. Faktor-faktor Penyebab Anak Bodoh………………………………. 6
D. Pengaruh Bagi Dirinya dan Temannya…………………………….. 6
E. Langkah-langkah Masalah yang dihadapinya……………………… 7
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Bimbingan……………………………………………………. 8
B. Teknik Bimbingan…………………………………………………… 8
C. Lokasi Bimbingan………………………………………………….. 10
D. Layanan Bimbingan………………………………………………… 10
BAB IV DESKRIPSI HASIL LAYANAN BIMBINGAN
A. Karakteristik Siswa………………………………………………… 12
B. Deskripsi Awal Bimbingan…………………………………………. 12
C. Pelaksanaan dan Refleksi Bimbingan……………………………… 14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………. 15
B. Saran………………………………………………………………… 15
DAFTAR FUSTAKA……………………………………………………… 17
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap anak memiliki kemampuan atau kelebihan yang berbeda-beda, begitu pula dengan kekurangan atau ketidak mampuannya. Dari berbagai kekurangan atau ketidak mampuan yang menjadi masalah bagi siswa salah satunya adalah anak bodoh.
Jangankan anak berbakat atau berpotensi, anak bodohpun membutuhkan atau lebih membutuhkan seseorang yang dapat memahami serta menghargai kekurangan dan ketidak mampuannya, atau orang yang mampu memecahkan masalahnya itu.
Karena sipat dasar anak berbeda-beda, baik tempramennya, gaya, sikap maupun emosinya. Begitu juga dengan anak bodoh akan berbeda dengan anak normal lainnya dan begitu jelas.
Berbagai observasi menunjukan bahwa cara berpikir anak bodoh berbeda dengan cara berpikir anak normal pada umumnya. Karena adanya keterlambatan dalam berpikir atau menerima materi/stimulus/rangsangan dari orang lain, khususnya saat belajar.
Kita menyadari bahwa kurang adanya perhatian terhadap kebutuhan anak yang memiliki masalah (anak bodoh) dalam cara berpikir atau merealisasikan sesuatu dan kesempatan. Kesempatan yang sepadan dan selaras dengan kebutuhan atau ketidak mampuan mereka.
Dengan itu, kita sebagai calon pendidik dan pembimbing sekaligus orang tua mereka, harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada anak didik kita yang mempunyai kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir (anak bodoh), dan bagai mana cara kita untuk mengetahui anak tersebut.
Untuk itu kita akan membahas tentang cara mengetahui anak bodoh dan cara membimbingnya.
B. Perumusan Masalah
Pada rumusan masalah, penulisan fokuskan pada kelemahan dan ketidak mampuan anak dalam berpikir atau dalam menerima pelajaran (anak bodoh) pada kelas 3 SDN TRITURA Kec. Patok Beusi SUBANG.
Adapun fokus permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Pengertian anak bodoh?
2. Bagaimana cara mengetahui anak bodoh tersebut?
3. Bagaimana cara mengetahui siswa sebelum dan sesudah diadakannya bimbingan?
4. Bagaimana mengetahui kendala-kendala yang dihadapi saat proses bimbingan itu berlangsung?
5. Usaha apa saja untuk mengatasi kendala tersebut?
6. Bagaimana hasil setelah siswa diberi bimbingan?
C. Tujuan Tugas Akhir
Adapun tujuan diadakannya penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian anak bodoh sehingga kita tahu masalah yang sedang dihadapi anak-anak didik kita.
2. Melakukan observasi, pengamatan langsung pada objek untuk mengetahui masalah-masalah yang dihadapi siswa khususnya anak bodoh.
3. Untuk mengetahui siswa sebelum dan sesudah diadakannya layanan bimbingan.
4. Memecahkan masalah/kendala-kendala yang dihadapi saat proses bimbingan.
5. Menjadikan siswa yang bersangkutan lebih baik dari sebelum bimbingan.
D. Manfaat Tugas Akhir
1. Manfaat bimbingan bagi siswa
Dengan dilakukannya bimbingan bagi siswa/anak bodoh atau anak yang memiliki kekurangan dan ketidak mampuan dalam berpikir atau menerima pelajaran memiliki beberapa manfaat, diantaranya:
a. Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan isi hatinya akan butuhnya perhatian dari orang tua dan kita selaku pendidik, pembimbing dan orang tua.
b. Memberikan perhatian atau mendapatkan perhatian khusus dari guru.
c. Memberikan rasa nyaman saat berkonsultasi dengan Guru yang bersangkutan atau dengan Wali Kelasnya.
d. Memberikan gabaran tentang masalah yang dihadapinya dan cara membimbing atau mengatasi masalah yang sedang mereka hadapi.
e. Setelah mendapatkan bimbingan, setidaknya mereka akan mencoba dan berusaha untuk menghadapi masalah yang mereka hadapi dengan bimbingan guru dan orang tua, dan berusaha untuk lebih baik.
f. Membangkitkan semangat belajar siswa dan aktif.
g. Tidak merasa minder lagi, jadi lebih percaya diri, dan membuang jauh-jauh rasa putus asa.
2. Manfaat bagi penulis
Penulisan ini akan lebih bagus lagi, jika kita sudah melakukan observasi dan pengamatan pada peserta didik yang mengelami masalah (anak bodoh) karena akan bermanfaat, sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada penulis (mahasiswa) untuk mempelajari, mengamati, dan mengkaji suatu permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
b. Salah satu tugas akhir yang harus dikerjakan oleh semua mahasiswa D2-PGSD 2006/2007 Semester 5, dengan mendapatkan manfaatny sebagai bahan pembelajaran memahami siswa/peserta didik.
c. Melatih kita dalam membuat suatu karya tulis agar terbiasa dan lebih baik.
d. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa (penulis) untuk lebih mengenal calon anak didiknya dalam berbagai asfek yang ada dalam diri mereka dan masalah yang mereka hadapi, khususnya anak bodoh.
e. Sebagai pedoman untuk pembelajaran.
f. Sebagai motivasi untuk melakukan suatu observasi, wawancara atau membaca buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan anak atau siswa.
3. Manfaat bagi pembaca
a. Mengetahui akan masalah yang dihadapi seorang siswa yang mungkin kita tidak menyadarinya.
b. Lebih mendekatkan pembaca khususnya orang tua dengan anaknya, dengan memberikan perhatian, kesempatan dan motivasi bagi mereka.
c. Menumbuhkan rasa ingin tahu dan kepedulian akan masalah yang dihadapi oleh siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Anak Bodoh
Secara umum anak bodoh dapat diartikan anak yang mempunyai masalah kelemahan atau kekurangan dalam hal berpikir atau menerima materi atau intelegensinya kurang.
Selain itu, pada umumnya anak bodoh dapat diartikan salah satu dari beberapa jenis tuna cakap belajar, yang lebih cenderung kepada ketidak berfungsian minimal otak untuk berpikir atau menerima materi, stimulus, rangsangan.
Dari hasil observasi menunjukan tingkat intelegensinya biasanya dibawah rata-rata, dan lebih cenderung masa bodoh atau diam. Hasil tesnyapun hampir selalu dibawah rata-rata dan bawaannya tidak bersemangat.
B. Karakteritik Anak Bodoh
Setiap anak atau siswa memiliki sifat dan perilaku yang berbeda-beda, adapun karakteristik anak bodoh antara lain:
a. Memiliki kelemahan dalam berpikir dan menerima materi atau stimulus yang diberikan oleh guru.
b. Intelegensinya dibawah rata-rata.
c. Tidak menunjukan peningkatan prestasi.
d. Lebih cenderung menyendiri, cuek dan pemalu.
e. Jika dihadapkan dengan sebuah pertanyaan atau soal cenderung tidak bisa menjawab atau lambat.
f. Tidur didalam kelas.
g. Tidak aktif.
h. Nyontek pekerjaan teman.
i. Tidak naik kelas.
Mungkin masih banyak lagi karakteristik yang ada pada diri siswa/anak yang dikatakan bodoh.
C. Faktor-faktor anak mengalami atau mempunyai kelemaha/ketidak mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulis dan rangsangannya (anak bodoh) antara lain:
a. Faktor Internal (dalam diri anak)
1. Minimal Brain Dysfunction (ketidak berfungsian minimal otak) yang bisa termanifestasi dalam berbagai kondisi kesulitan seperti: persepsi, konseptualisasi, bahasa memori, pengendalian perhatian impils (dorongan) atau fungsi motorik.
2. Kelemahan perseptual
3. Males belajar
4. Kelemahan dalam membaca (dyslexia)
5. Bawaan
b. Faktor Ekstern (dari luar diri anak)
1. Faktor keluarga (keturunan)
2. Lingkungan
3. Beban pikiran karena masalah dengan keluarga
4. Tidak adanya atau kurangnya perhatian dari orang tua juga keluarga
5. Tidak adanya bimbingan atau pengarahan
D. Pengaruh ketidak mampuan atau kelemahan dalam menerima materi, stimulus/rangsangan bagi anak yang bersangkutan (anak bodoh) dan temannya.
a. Pengaruh bagi dirinya sendiri
1. Menjadi suatu masalah atas kelemahannya
2. Menjadi penghambat dalam meraih prestasi
3. Menjadikan kurang percaya diri dan tidak bersemangat
4. minder dan suka menyendiri
5. Bahan ejekan teman
6. Membuat anak jadi merasa bodoh dan makin tidak terkontrol emosinya
7. Mudah terpengaruh dengan hal-hal yang negatif
8. Dimarahi, diomel orang tua
9. Menambah beban teman sekelompoknya
b. Pengaruh bagi teman-temannya
1. Menjadi kendala saat kerja kelompok
2. Menimbulkan rasa kasihan
3. Bahan cemoohan atau ledekan
4. Mengurangi saingan dalam berprestasi
5. Mempengaruhi dalam suasana belajar mengajar
E. Lamhkah-langkah untuk mengatasi masalah yang dihadapi anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan dalam menerima materi, stimulus dan rangsangan (anak bodoh) antara lain:
a. Memberikan perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan kebutuhannya.
b. Khususnya bagi orang tua, terimalah kelemahan yang dimiliki anak dengan kesabaran, tanggung jawab untuk membimbingnya.
c. Maafkan dan jangan dimaki, berilah motivasi atau dorongan sebagai pemacu semangat mereka.
d. Jangan sekali-kali memberi anak cap bodoh karena itu akan menjadi beban baginya. Seperti yang dilakukan oleh Ibundanya Albert Einstein, karena kita semua tahu bahwa saat Einstein masih duduk dibangku SD. Einstein dicap bodoh dan dikeluarkan dari sekolah karena selalu tidak naik kelas. Meskipun begitu, Ibunya selalu memberikan semangat untuk menjadi lebih baik. Dan akhirnya dengan keseriusan dan ketekunan Einstein menjadi seorang Ilmuan Besar dan menakjubkan.
e. Selalu berprasangka baik terhadap anak.
f. Dekatilah dan menjadi teman curhat setia bagi mereka.
g. Pergunakanlah Metode Bimbingan yang sesuai dengan kebutuhannya.
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Bimbingan
Jenis bimbingan yang di ambil diarahkan kepada kelemahan atau ketidak mampuan (anak bodoh) yang menjadi bahab observasi.
Jenis bimbingannya hampir sama dengan jenis bimbingan anak tuna cakap belajar. Karena dilihat dari fungsi bimbingan atau penyuluhan itu bersifat pencegahan, pengembangan, dan penyembuhan.
Adapun beberapa fungsi bimbingan di SD, antara lain:
a. Penyuluhan (distributive)
b. Pengadaptasian (adaptive)
c. Penyesuaian (adjustive)
Jenis dan layanan bimbingan berupa bantuan-bantuan diantaranya:
a. Pemberian informasi sebagai orientasi
b. Bantuan untuk menyesuaikan diri
c. Penyuluhan tentang perkembangan individu.
B. Teknik Mimbingan
Betapapun pentingnya bimbingan harus diberikan kepada siswa tertentu, karena tugas utama seorang guru harus berpase pada terselenggaranya Proses Belajar Mengajar (PBM). Oleh karena itu sejumlah kemungkinan layanan bimbingan hanya beberapa saja yang benar-benar berkaitan secara langsung dengan PBM, tugas lainnya merupakan kompetnsi dari layanan khusus bimbingan dan pelayanan di sekolah.
Kegiatan bimbingan itu berjalan paralel dan berdampingan serta berurutan logis dengan kegiatan Evaluasi dan Pengajaran dalam kerangka suatu pola PBM yang lengkap.
Adapun beberapa Metode yang digunakan dalam bimbingan ini, antara lain:
a. Observasi (pengamatan)
Yaitu teknik atau cara mengamati suatu keadaan atau suatu kegiatan (tingkah laku) anak di kelas. Karena sikapnya mengamati, maka alat yang cocok untuk teknik ini adalah Panca Indra penglihatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
2. Direncanakan secara sistematis.
3. Hasil yang dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
4. perlu diperiksa ketelitiannya.
Teknik observasi ini dapat dikelompokan kedalam beberapa jenis, yaitu:
1. Observasi Sehari-hari, saat kita melakukan Proses Belajar Mengajar.
2. Observasi Sistematis
3. Observasi Partisipatif
4. Observasi Nonpartisipatif
b. Dokumentasi
Dokumentasi ini meliputi Lapor dan Buku Leger karena kita bisa tahu perkembangan anak dari hasil catatan guru selama Proses Belajar Mengajar di nilai.
Anak yang mengalami kelemahan atau ketidak mampuan (anak bodoh) akan menunjukan tingkat prestasi yang jauh tertinggal dari anak-anak normal lainnya. Tapi disesuaikan dengan tingkat kemampuan anak.
c. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi langsung dengan sesponden (orang yang diminta informasi) atau orang yang bersangkutan dengan bimbingan.
Dalam bimbingan wawancara dilakukan oleh guru dengan siwa.
Misalnya:
- Wawancara guru dengan murid (anak bodoh) secara langsung ditempat khusus.
- Wawancara guru dengan teman-teman terdekatnya.
Kegiatan wawancara sangat penting karena memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
a. Teknik yang tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi siswa.
b. Dapat dilakukan kepada semua tingkat umur.
c. Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi.
d. Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan melalui teknik lain.
Adapun kelemahan wawancara antara lain:
a. Tidak efisien, tidak dapat menghemat waktu.
b. Sangat bergantung kepada kesediaan kedua belah pihak.
c. Menuntut penyusunan bahasa dari pihak pewawancara.
C. Lokasi Bimbingan
Kegiatan bimbingan ini berlangsung di kelas 2 SDN Darmaga II, Desa Sindang Sari, Kecamatan Cisalak Subang.
D. Layanan Bimbingan
1. Rencana dan Pelaksanaan
Perencanaan layanan bimbingan ini meliputi:
a. Menemukan murid yang bermasalah (anak bodoh). Untuk menemukannya, kita harus tau pengertian dan ciri-ciri anak bodoh.
b. Memperoleh data atau informasi.
Untuk memahami secara lengkap tentang mengapa anak itu dikatakan bodoh, maka kita harus melakukan pengumpulan data atau informasi mengenai pribadi anak tersebut.
Informasi atau data dapat diperoleh dari dokumentasi (raport, buku leger), tes hasil kecerdasan dan observasi, juga bisa dilakukan lewat:
1. Wawancara antara guru dan siswa.
2. Home visit, kunjungan kerumah orang tua.
c. Menganalisis Data
Setelah data terkumpul, kita melakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh. Langkah-langkah analisis diutamakan untuk menemukan faktor-faktor yang menjadi penyebab anak bermasalah (anak bodoh) baik secara Interen maupun Eksteren.
d. Memberikan layanan bimbingan
Layanan bimbingan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak yang ada hubungannya dengan faktor-faktor penyebab anak bermasalah (anak bodoh).
Layanan bimbingan lebih cenderung dari hati kehati, karena sifatnya individual tapi tidak menutup kemungkinan peran teman-teman sekelasnya menjadi motivasi bagi (anak bodoh) yang memiliki kelemahan atau ketidak mampuan dalam berpikir, menerima materi, stimulus atau rangsangan.
Layanan bimbingan bisa berupa tes tambahan untuk menambah materi dari semua materi pelajaran, juga perhatian dan kesempatan yang dibutuhkannya, dan memberikan sedikit pencerahan atau refresing biar tidak begitu tegang.
2. Evaluasi/Tindak Lanjut
Setelah kita membuat kerangka perencanaan dan pelaksanaannya, maka kita harus melakukan evaluasi atau tindak lanjut terhadap hasil analisis dan layanan bimbingan.
Tindak lanjut ini berupa pengarahan atau bimbingan yang difokuskan kepada anak yang kita amati atau anak yang menjadi tujuan bimbingan ini diadakan.
Tabel Rancangan pelaksanaan layanan Bimbingan.
No. Kegiatan M1 M2 M3 M4
1.
Diagnosis
-Kasus
-Kesulitan
-Faktor-faktor penyebab X
2. Pragnosis
Alternatif pemecahan
X
3. Terapi X
BAB IV
DESKRIPSI HASIL LAYANAN BIMBINGAN
A. Karakteristik Siswa
Dari bimbingan ini, kita dapat mengetahui anak atau karakteristik siswa yang termasuk (anak bodoh) anak yang memiliki kelemahan atau ketidak mampuan seperti halnya anak-anak normal lain pada umumnya dan karakteristik mereka setelah mendapat layanan bimbingan.
Adapun beberapa karakteristik anak bodoh, antara lain adalah dan setelah mendapat bimbingan:
1. Intelegensinya dibawah rata-rata, setelah mendapat bimbingan ada peningkatan minimal termasuk rata-rata.
2. Tidak menunjukan peningkatan prestasi, setelah mendapat layanan bimbingan ada peningkatan prestasi.
3. Tidak aktif menjadi aktif.
4. Yang tadinya suka tidur didalam kelas, jadi tidak lagi dan jarang karena aktif.
5. Lebih cenderung menyendiri, cuek, pemalu, kini penuh dengan semangat pertemanan, ceria dan peka terhadap lingkungan.
6. Berusaha untuk mengerjakan soal dengan menggunakan kemampuan sendiri tanpa mencontek pekerjaan teman, hanya bertanya tentang caranya saja.
7. Menunjukan peningkatan dalam menerima materi, stimulus, rangsangan yang diberikan guru.
8. Cara berpikirnya mengalami kemajuan.
B. Deskripsi Awal Bimbingan
Adapun beberapa metode yang digunakan dalam mengumpulkan data, yaitu:
1. Observasi (pengamatan)
Pengamatan langsung kepada siswa yang bersangkutan dengan cara mengamati suatu keadaan atau kegiatannya.
Observasi ini melibatkan indra penglihatan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.
b. Direncanakan secara sistematis.
c. Hasil yang dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.
d. Perlu diperiksa ketelitiannya.
Dengan melakukan observasi kita akan memperoleh data, minimalnya kita tahu pengertian anak bodoh dan karakteristiknya. Setelah itu agar data yang kita kumpulkan lebih banyak dan akurat kita harus melakukan dokumentasi.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yang kita lakukan meliputi pemeriksaan Lapor dan Buku Leger dan jika ada hasil tes, meliputi:
a. Tes intelegensi/ kecerdasan
b. Tes bakat
c. Tes prestasi belajar
Selain itu agar hasil yang kita peroleh maksimal kita lakukan wawancara.
3. Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik untuk mengumpilkan informasi melalui komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta informasi) atau narasumber (anak yang akan mendapatkan bimbingan).
Dalam bimbingan ini wawancara dilakukan oleh:
- Guru dengan siswa yang mengalami masalah (anak bodoh).
- Guru dengan siswa (teman-temannya).
- Home Visit, kunjungan langsung kerumah orang tua siswa.
Dengan melakukan ketiga kegiatan diatas, maka kita telah melakukan pengumpulan data dan informasi, setelah itu kita melakukan Analisis data.
Dalam kegiatan menganalisis data, kita diharapkan akan menemukan faktor-faktor yang menjadi penyebab anak itu dicap bodoh, faktor-faktor itu kita susun dan mencari pemecahannya.
Kemudian memberikan bimbingan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak yang ada hubungannya dengan faktor-faktor tersebut.
Layanan bimbingan ini bisa berupa, curhat antara siswa dengan guru, pemberian tes tambahan untuk membahas semua materi dari mata pelajaran yang dianggpnya sulit. Perhatian dan kesempatan-kesempatan yang sepadan, selaras sesuai dengan yang dibutuhkannya. Dan yang terakhir Evaluasi atau tindak lanjut.
C. Pelaksanaan dan Refleksi Bimbingan
Tindakan 1 Tindakan 2 Tindakan 3
Melakukan wawancara untuk mengetahui masalah, dan memberikan solusinya, tapi belum ada perubahan. Lebih berusaha keras lagi untuk memberikan layanan bimbingan kepada siswa yang bersangkutan dan memberikan waktu yang relatif banyak. Dibantu dengan bimbingan orang tua dan partisifasi teman-temannya.
Catatan :
Refleksi → Ada kesulitan kemudian dilakukan tindakan tapi belum menghasilkan perubahan sehingga oleh penulis dikomentari untuk melakukan perbaikan
Ditulis dalam Makalah Bimbingan Konseling, Makalah Evaluasi Pembelajaran, Makalah ilmu Pendidikan. 25 K
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar