Senin, 24 Oktober 2011

AKHIR YANG INDAH

Sinar matahari begitu cerah menyinari seluruh alam ini, disebuah rumah-rumah sawah Astri tampaknya bersedih hati, gadis berumur 15 tahun itu entah masalah apa yang saat ini ia hadapi sehingga air matanya jatuh membasahi pipinya. Keadannya saat ini berbeda dari hari-hari sebelumnya, dulunya ia begitu ceria menghadapi hidupnya berjuta kebahagiaan dirasakannya tapi kini satu senyumnya pun tak nampak lagi . Ditengah lamunannya datang seorang ibu separuh baya dan bertanya padanya.
Ibu : apa yang kau lakukan disini nak?
Astri : aku hanya duduk-duduk bu!
Ibu : kanapa kamu menangis?
Astri : tidak bu! Tidak apa-apa
Ibu : tidak usah bohong, ceritakan saja apa masalahmu siapa tahu ibu bisa bantu.
Astri : saya tidak bohong bu!
Ibu : lalu, kenapa kamu bersedih?
Astri : Aku sedih ketika aku melihat tempat ini karena tempat ini mengingatkanku kepada ibuku, setiap hari dia ada disini bersama ayah bekerja untuk mencukupi biaya hidup dan biaya sekolahku.
Ibu : lalu sekarang ibu kamu ada di mana?
Astri : Ibuku telah pergi meninggalkan aku.
Ibu : memangnya ibumu pergi ke mana nak?
Astri : ibuku telah meninggal bu!
Ibu : aku turut berduka cita atas apa yang menimpamu, kapan ibumu meninggal?
Astri : Setahun yang lalu bu! Dan saat ini aku sangat merindukan kehadirannya.
Ibu : kamu harus sabar dan mengikhlaskan kepergiannya, karena setiap yang bernyawa pasti akan mengalami yang namanya kematian, dan tugas kamu sekarang adalah mendo’akannya semoga dia diterima di sisi Allah swt.
Astri : insya Allah bu!
Ibu : lalu, bagaimana dengan ayahmu apakah dia masih hidup?
Astri : iya bu. Tapi sekarang dia mau menikah lagi.
Ibu : ayahmu ingin menikah, tapi kamu bersedih hati?
Astri : aku bersedih karena aku takut ayahku tidak peduli lagi denganku.
Ibu : nak...!
Astri : maaf bu, saya harus pulang dulu.
Sang ibu tidak sempat melanjutkan perkataannya karena sang gadis langsung memotong pembicaraannya dan dia langsung pamit pulang.
Sesampai dirumah matahari sudah hampir tenggelam seutuhnya dan adzan berkumandang di seantero kampung tersebut. Ayahnya langsung keluar begitu mendengar suara langkah kaki. Ayahnya yakin bahwa yang datang itu adalah anaknya dan ternyata dugaan ayahnya benar. Ayahnya sangat khawatir.
Ayah : dari mana saja kamu nak? Sudah magrib begini baru pulang.
Astri : tidak ayah!
Lalu keluarlah adiknya astri, dia bernama rina
Rina : kakak dari mana? Tadi saya cari di rumah nenek tapi kakak tidak ada.
Astri : kakak dari sawah dik.
Rina : lagi ngapain di sawah kok sore sekali baru pulang.
Astri : saya hanya lihat-lihat tanaman saja dan tak terasa ternyata hari sudah sore.
Ayah : astri! Saya ingin bicara sesuatu.
Astri : apa yang mau ayah bicarakan?
Ayah : ayah sudah putuskan untuk melamar perempuan itu?
Astri : perempuan yang mana yang ayah maksud?
Ayah : itu.........., tetangga kita?
Astri : mengapa harus dia ayah? Apakah ayah tidak ingat bahwa dia pernah menyakiti ibuku?
Ayah : yang berlalu biarlah berlalu tidak usah diungkit lagi.
Astri : tidak ayah... asrtri tidak setuju kalau ayah menikah dengan perempuan itu.
Ayah : tapi ayah sudah janji akan melamarnya, lagi pula menurut ayah dia baik kok.
Astri : astri tetap tidak setuju ayah.
Ayah : pokoknya besok ayah akan melamarnya.
Astri : kalau begitu terserah ayah saja.
Keesokan harinya ayahnya langsung ke rumah perempuan itu untuk melamarnya, dan perempuan itu setuju, hanya saja belum menentukan waktunya. Saat itu astri pergi sekolah, setelah ia pulang sekolah ia langsung kerumah neneknya.
Astri : assalamualikum nek!
Nenek : waalaikum mussalam Wr.Wb. sini dulu nak.
Astri : ada apa nek?
Nenek : begini nak! Ayahmu sudah melamar perempuan itu.
Astri : apa nek?
Nenek : sabarlah nak!
Astri : saya tidak pernah menyangka ayahku senekad ini.
Nenek : ayahmu sudah dibutakan oleh cintanya sehingga ia tidak peduli lagi dengan kata-katamu.
Setelah astri selesai berbicara dengan neneknya dia langsung ke sawah, setiap dia bersedih hati dia pergi ke sawah. Sesampainya di sawah dia melanjutkan tangisnya, saat itu dia merenung dan bertanya pada dirinya sendiri, apakah aku tidak berarti dimata ayah, apakah ayah tidak sayang lagi padaku, apakah ayah tidak peduli lagi padaku? Beribu pertanyaan dalam hatinya yang tidak mampu ia jawab sendiri. Di tengah lamunannya dia kaget karena tiba-tiba terdengar suara yang tidak asing lagi, ternyata yang datang itu adalah ibu yang pernah bertemu dengannya disawah itu.
Ibu : eh... nak kamu kan yang waktu itu? ada apa lagi nak? Kenapa setiap kamu ke sini kamu selalu menangis?
Tanpa berbasa-basi lagi astri langsung menceritakan semua masalah yang saat ini dia hadapi karena baginya ibu itu bukanlah orang asing tapi dia sudah pernah bertemu sebelumnya dan menurut astri dia baik.
Astri : ayah saya mau menikah bu.. tapi saya tidak merestui.
Ibu : kenapa kamu tidak merestuinya nak?
Astri : saya tidak suka dengan perempuan itu karena dia pernah menyakiti ibuku, lagian saya sudah tahu siapa perempuan itu, dia tukang gosip, dia tidak disukai oleh tetangga-tetangganya karena dia suka bertengkar.
Ibu : jangan begitu nak... ayahmu pasti sudah mempertimbangkannya. Ayahmu pasti mencari calon ibu yang baik untukmu yang bisa merawatmu dengan baik.
Astri : tapi bu! Aku tetap tidak setuju.
Ibu : sabarlah nak mudah-mudahan ayahmu tidak salah pilih.
Astri : ibu...........
Ibu : pulaglah nak hari sudah sore ayahmu pasti menghawatirkanmu.
Astri : baiklah bu... kalau begitu saya permisi dulu.
Ibu : hati-hati nak!
Astri : assalamualaikum
Ibu : waalaikum mussalam Wr.Wb.
Akhirnya astri pulang ke rumah neneknya, ketika nenek melihatnya langsung menghampirinya
nenek : nak ayo kita ke rumahmu kakekmu sudah ada di sana. Ada sesuatu yang ingin kita bicarakan
Astri : apa lagi yang mau dibicarakan nek. semuanya sudah jelas.
Nenek : pergi saja.
nenek berkata sambil tersenyum karena neneknya sudah tahu apa yang ingin dibicarakan.
Astri pun menurut ikut ke rumahnya dan mereka pun berangkat setelah nenek mengunci rumah dan jendelanya. Setelah sampai di rumah di sambut oleh ayah, kakek dan adiknya.
Ayah : nak ada yang mau ayah bicarakan.
Astri : saya pikir semuanya sudah jelas ayah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi.
Kakek : dengarkan ayahmu dulu nak!
Astri : ah....kakek.
Kakek : iya nak dengarkan ayahmu bicara dulu.
Ayah : nak ayah sudah putuskan untuk tidak menikahi perempuan itu karena bukan saja kamu yang tidak merestui ayah tapi semua keluarga baik dari pihak kelurga ayah maupun dari pihak keluarga ibumu. Biarlah ayah mencari perempuan yang di sukai oleh semua keluarga kita agar kita semua tetap rukun tanpa ada yang disakiti.
Astri : ayah serius.................?
Rina : benarkah ayah............?
Ayah : iya nak.
Astri : kalau begitu saya akan membantu ayah untuk mencari calon istri yang baik, astri yakin kok ayah, masih banyak perempuan yang lebih baik dari dia.
Rina : iya rina juga janji akan membantu ayah.
Mereka pun berpelukan. Akhirnya hubungan mereka kembali harmonis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar